Pages

Hi,

Infolinks In Text Ads

Like

Selasa, 25 Desember 2012

RESOLUSI JIHAD NU, SEJARAH YANG DILUPAKAN


Pada 22 Oktober 1945 atau 67 tahun yang lalu lahirlah sebuah fatwa jihad atau yang disebut resolusi jihad NU. Dilatarbelakangi kekahawatiran mendaratnya tentara Inggris yang diboncengi oleh Belanda. Sebuah fatwa yang melatarbelakangi terjadinya perlawanan rakyat terhadap penjajah di seluruh penjuru Indonesia. Bahkan perang besar 10 November 1945 di Surabaya jadi nampak langsung resolusi jihad NU. Fatwa yang memompa semangat juang rakyat untuk melawan tentara sekutu yang bertujuan menguasai kembali bumi Indonesia.

            Resolusi jihad dirumuskan oleh ratusan kyai-kyai NU se-Jawa dan Madura dari hasil diskusi sehari semalam yang dipimpin langsung oleh Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asyari dan KH. Wahab Hasbullah. Resolusi jihad ini berisi 3 hal yang sangat penting bagi eksistensi kemerdekaan Indonesia, proses kebangsaan keseluruhan dan membangun jiwa nasionalisme. Isi resolusi jihad diantaranya setiap muslim wajib memerangi orang kafir yang merintangi kemerdekaan Indonesia, pejuang yang mati dalam medan perang kemerdekaan disebut syuhada, dan warga Negara Indonesia yang memihak penjajah dianggap sebagai pemecah belah persatuan dan harus dihukum mati.

            Resolusi jihad NU kemudian disebarluaskan keseluruh penjuru Indonesia melalui beberapa media massa, jaringan pesantren dan lascar-laskar Islam dan mampu menjadi paying teologis dan fikih untuk bersama-sama melawan penjajah. Menurut sejarawan Sartono Kartodrjo, “ pemikiran dan gerakan sosial kiai di berbagai pelosok Indonesia selalu mendorong tumbuhnya gerakan jihad yang bersumber pada semangat nasionalisme dan heroism”. Hal ini dibuktikan dengan adanya peristiwa heroic 10 November 1945 di Surabaya. Mendengar mendaratnya tentara Inggris di Surabaya ribuan santri dan kyai dari seluruh Jawa Timur bergerak menuju Surabaya. Resolusi jihad NU mampu membakar semangat juang santri, arek suroboyo untuk melakukan perlawanan tanpa henti-hentinya. Pertempuran selama 3 minggu telah menewaskan 60.000 jiwa dari Indonesia (arek Surabaya, mujahidin, lascar, dan TKR) dan 1.500 serdadu terlatih Inggris dan 2 jenderal terbaik Inggris yakni Jenderal Mallaby dan Jenderal Robert Manserg. Bahkan resolusi jihad NU berdampak pada membelotnya sebagian tentara sekutu yang didalamnya adalah pasukan dari India dan Pakistan setelah mereka tahu yang mereka lawan adalah ulama Islam.

            Ulama selalu menjadi yang terdepan dalam pembelaan terhadap eksistensi kemerdekaan Indonesia, dalam pertempuran 10 November 1945 barisan terdepan diantaranya KH. Zainul Arifin (LAskar Hisbullah), KH. Masykur (Laskar Sabilillah), KH. Wahab Hasbullah (Barisan Mujahidin), PETA yang separuh batalionnya dipimpin oleh kyai NU, serta TKR. Bahkan pidato Bung Tomo merupakan dampak dari resolusi jihad NU, sebelum berpidato Bung Tomo sowan kepada KH. Hasyim Asyari (Rais Akbar NU) untuk meminta ijin menyiarkan resolusi jihad NU melalui radio dengan mengucap Allahu Akbar pidato Bung Tomo mampu membakar semangat pejuang untuk melawan tentara sekutu.

            Uraian diatas merupakan fakta sejarah perjuangan santri dan ulama yang kurang mendapatkan tempat dalam sejarah resmi Indonesia. Tidak banyah yang tahu bahwasannya dibalik peristiwa 10 November di Surabaya dan perang-perang di daerha lain terjadi karena Resolusi jihad NU. Benar kiranya apabila almarhum KH. Ali Ma’shum pernah berkata bahwa ulama NU telah menanamkan saham yang sangat besar terhadap berdirinya republic dan dan upaya-upaya menjaga eksistensinya.



Mahatir Muhammad

Pemuda NU dan Ketua Eksternal PMII Blitar



Radar Blitar Edisi Selasa, 23 Oktober 2012

0 komentar:

Posting Komentar

jangan lupa diisi coy...!!!